Kiat Berkendara Aman dan Hemat BBM ala Hankook

Ilustrasi – Foto: IST

OTO Mounture — Arus balik mudik Idulfitri 2024 diprediksi terjadi pada 12-16 April 2024. Untuk mengurangi volume kendaraan yang dapat menyebabkan kemacetan, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri akan memberlakukan sejumlah rekayasa lalin, mulai dari sistem ganjil genap, one way dan contra flow, khususnya pada Tol Trans Jawa.

Terkait hal itu, produsen ban global asal Korea Selatan, Hankook Tire membagikan kiat berkendara yang aman dan hemat BBM, khususnya bagi para pemilik kendaraan niaga.

1. Berkendara di jalur yang ditentukan

Kendaraan niaga, seperti truk dan bus, seringkali memiliki dimensi dan bobot yang jauh lebih besar dibandingkan mobil penumpang.

National Sales Manager TBR (Truck & Bus Radial) PT Hankook Tire Sales Indonesia, Ahmad Juweni, menuturkan untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan dalam berkendara, terutama saat arus balik, pengendara harus mempertimbangkan berbagai faktor.

“Ini termasuk kebiasaan mengemudi, kualitas kendaraan, serta kondisi komponen seperti ban dan suspensi. Kehilangan satu faktor saja, seperti tidak mengikuti jalur yang ditentukan, bisa berakibat fatal dan merugikan pengendara lainnya,” katanya.

BACA JUGA: Hankook Serahkan Bantuan Sembako dan Lampu Penerangan Jalan Senilai Rp350 Juta

2. Jaga kecepatan dan jarak aman

Ketika melaju dengan kecepatan tinggi, truk dengan muatan berat rentan untuk oleng, terutama saat berbelok. Untuk itu, utamakan menggunakan jalur paling kiri atau jalur lambat, dengan kecepatan maksimal 60 kilometer per jam untuk truk dan 80 km/jam untuk bus.

Penting juga memperhatikan jaga jarak aman dengan kendaraan di depan untuk menghindari kecelakaan beruntun jika terjadi pengereman mendadak.

Selain prinsip 3 detik yang mengalokasikan waktu bagi otak dan sistem rem kendaraan, pengemudi dapat menggunakan jarak minimal kendaraan berdasarkan kecepatannya, yakni pada kecepatan 60 kilometer per jam, dibutuhkan jarak minimal 40 meter, dengan jarak aman 60 meter.

Kemudian pada kecepatan 80 kilometer per jam, dibutuhkan jarak minimal 60 meter, dengan jarak aman 80 meter. Dan pada kecepatan 100 kilometer per jam, dibutuhkan jarak minimal 80 meter, dengan jarak aman 100 meter.

3. Manfaatkan rest area untuk beristirahat

Memaksakan diri untuk terus mengemudi dalam keadaan kelelahan dan mengantuk dapat menyebabkan micro-sleep atau tertidur sesaat, yang berpotensi membahayakan diri sendiri dan pengendara lainnya.

Apabila konsentrasi menyetir sudah terganggu akibat kelelahan, segera beristirahat di rest area terdekat dan manfaatkan waktu untuk tidur sejenak (power nap) selama 30 menit.

Pada arus mudik Lebaran tahun 2023, tercatat 5.894 kasus kecelakaan dengan 726 korban jiwa, di mana kelelahan, mengantuk, dan kelalaian dalam berkendara menjadi penyebab utamanya.

BACA JUGA: Goodyear Indonesia dan Paramita Ban Dukung Posko Mudik Hyundai

4. Batasi jumlah muatan

Keselamatan dalam berkendara saat arus balik juga dipengaruhi oleh jumlah muatan kendaraan niaga, terutama truk, yang seharusnya tidak melebihi kapasitas maksimalnya.

Setiap jenis truk memiliki berbagai kapasitas volume maksimal yang diukur dalam satuan CBM (cubic meters). Sebagai contoh, truk bak pickup box memiliki kapasitas muatan maksimal 1 ton dan volume 4 CBM.

Sementara truk engkel diesel box mampu membawa muatan hingga 1,5 ton dengan volume 9 CBM, dan truk fuso box mampu membawa hingga 10 ton dengan volume 25 CBM.

Ketika truk memaksakan untuk mengangkut muatan melebihi kapasitas kendaraan, maka truk akan mengalami kondisi overload & overdimension (ODOL), yang berimbas pada risiko tergelincir yang dapat membahayakan pengemudi lainnya.

5. Periksa kondisi komponen kendaraan

Sebelum melakukan perjalanan arus balik, pastikan semua bagian kendaraan diperiksa secara menyeluruh, termasuk mesin, sistem pengereman, suspensi, dan sistem kemudi.

Penting bagi pemilik dan pengemudi kendaraan niaga untuk melakukan pergantian oli mesin, filter udara, dan filter bahan bakar. “Tindakan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi mesin, tetapi juga mengurangi konsumsi bahan bakar kendaraan,” kata Ahmad.

BACA JUGA: KTB Resmikan Diler Mitsubishi Fuso ke-223 di Indonesia

6. Pastikan tekanan ban sesuai

Salah satu hal yang mempengaruhi konsumsi bahan bakar adalah tekanan ban. Jika tekanan ban tidak sesuai, maka gesekan dengan jalan meningkat, membuat mesin bekerja lebih keras dan mengonsumsi lebih banyak bahan bakar.

Misalnya, ban yang kurang angin akan menambah beban pada mesin dan meningkatkan konsumsi bahan bakar, sehingga ban akan lebih cepat aus.

Sementara, jika ban kelebihan angin akan membuat kendaraan sulit mencengkram aspal, sehingga membuat berkendara terasa lebih bergoncang dan mengganggu kenyamanan. Oleh karena itu, pastikan tekanan ban sudah sesuai rekomendasi pabrikan.

(om/ril)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *