Nissan e-Power Solusi Transisi Menuju Elektrifikasi

Nissan e-Power

OTO Mounture — Indonesia menghadapi tantangan dalam mengurangi emisi CO2 sebesar 29% pada 2030 serta ketergantungan pada impor BBM. Nissan e-Power hadir sebagai solusi transisi menuju elektrifikasi tanpa bergantung pada infrastruktur pengisian daya yang luas.

Melalui keterangan resminya, Nissan, menjelaskan bahwa teknologi e-Power yang dikembangkan Nissan, merupakan jawaban yang tepat, ketika infrastruktur kendaraan BEV yang diperlukan belum menjangkau ke seluruh pelosok tanah air.

Teknologi ini menggabungkan keunggulan kendaraan bermotor listrik dengan mesin bensin yang hanya berfungsi sebagai penyuplai daya listrik.

Dengan mengedepankan kenyamanan dan kepraktisan layaknya sebuah BEV, pengguna Nissan e-Power akan bebas dari rasa khawatir terkait pengisian daya.

“Dengan demikian, percepatan adopsi teknologi kendaraan listrik dapat segera terealisasi, tanpa harus menunggu tersedianya SPKLU dalam skala yang lebih luas,” demikian pernyataan Nissan Indonesia.

BACA JUGA:

MG Hadirkan Lini Kendaraan Listrik Lengkap di IIMS 2025

Aion Indonesia Berikan Jaminan Layanan Purnajual Terbaik

Nissan menyebutkan ada beberapa keunggulan yang dimiliki Nissan e-Power, di antaranya:

1. Akselerasi Responsif

Motor listrik menghasilkan tenaga instan tanpa gearbox, memberikan sensasi berkendara seperti BEV dengan performa optimal (Serena e-POWER: 163 PS, 315 Nm; Kicks e-POWER: 136 PS, 280 Nm).

2. Kenyamanan dan Kepraktisan

Menawarkan pengalaman berkendara seperti mobil listrik tanpa kekhawatiran pengisian daya, ideal untuk perjalanan jauh.

3. Efisiensi Bahan Bakar

Konsumsi bahan bakar mencapai 25 km/liter, menghemat hingga Rp16 juta per tahun dibandingkan kendaraan konvensional.

4. Berkendara Lebih Nyaman

Perjalanan lebih halus tanpa perpindahan gigi dan kabin lebih senyap, meningkatkan kenyamanan seluruh penumpang.

5. Biaya Operasional Lebih Rendah

Minim perawatan berkat desain tanpa transmisi dan mesin bensin yang hanya berfungsi sebagai generator.

6. Mobilitas Ramah Lingkungan

Emisi lebih rendah dibandingkan kendaraan konvensional, mendukung target keberlanjutan Indonesia.

(om/ril)

, ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *