
OTO Mounture — Penjualan jenama asala Tiongkok, Chery di pasar otomotif Indonesia menunjukkan tren pelemahan sepanjang 2025.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), kinerja wholesales dan retail sales Chery mengalami penurunan pada paruh kedua tahun ini, meski sempat mencatatkan pertumbuhan pada semester pertama.
Dari sisi wholesales (distribusi pabrik ke diler), Chery membukukan total penjualan 17.931 unit sepanjang Januari–November 2025. Penjualan sempat meningkat secara konsisten hingga mencapai puncaknya pada Juni 2025 dengan 2.271 unit.
Namun setelah itu, kinerja wholesales Chery mulai melemah. Penjualan turun menjadi 1.593 unit pada Juli, merosot lebih jauh di Agustus 2025 menjadi 1.179 unit, sebelum kembali naik di September.
Tren penurunan kembali terjadi pada Oktober dan November 2025, dengan masing-masing hanya 1.560 unit dan 1.211 unit. Kondisi ini mengindikasikan adanya tekanan permintaan dan penyesuaian distribusi menjelang akhir tahun.
BACA JUGA: GAC Siap Masuk Pasar Mobil Listrik Jepang pada 2026
Penurunan juga terlihat pada retail sales (distribusi diler ke konsumen). Sepanjang Januari–November 2025, Chery mencatatkan penjualan ritel sebanyak 18.071 unit.
Penjualan tertinggi terjadi pada Juni 2025 dengan 2.150 unit, diikuti September 2025 sebanyak 2.102 unit.
Namun, setelah periode tersebut, penjualan kembali menurun. Pada Oktober 2025, retail sales Chery tercatat 1.563 unit, lalu turun lagi menjadi 1.404 unit pada November 2025. Tren ini menunjukkan minat konsumen yang belum stabil, terutama di kuartal akhir tahun.
Melemahnya penjualan Chery di Indonesia tidak lepas dari ketatnya persaingan di segmen SUV dan kendaraan elektrifikasi, yang kini dipenuhi berbagai jenama dengan strategi harga agresif dan fitur semakin kompetitif.
Jika tekanan pasar berlanjut, Chery perlu memperkuat strategi pemasaran, layanan purnajual, serta penyegaran produk agar mampu menjaga momentum penjualan hingga akhir 2025 dan memasuki 2026.
(om/ls)








