Cara Suzuki Indonesia Minimalisir Emisi Karbon

DCIM/100MEDIA/DJI_0552.JPG

OTO Mounture — PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) menargetkan reduksi karbon dalam jumlah yang lebih besar pada 2060 mendatang. Selain teknologi hybrid dan desain mesin yang rendah emisi, Suzuki Indonesia telah fokus membangun sistem produksi pabrik yang ramah lingkungan terhitung sejak tahun 2020 lalu.

Suzuki disebut telah menerapkan proses produksi minim karbon dari hulu ke hilir untuk mencapai target pengurangan emisi karbon sebanyak 41 persen pada 2030 dan target global net zero emission (nol emisi) pada 2060.

“Prioritas utama perusahaan saat ini memang berfokus pada target reduksi karbon. Suzuki Indonesia saat ini sangat fokus mengkaji dan menjalankan beragam strategi untuk mencapai target reduksi karbon perusahaan di tahun 2060 mendatang,” kata Departement Head of Strategic Planning PT SIS, Joshi Prasetya.

Joshi, mengatakan bahwa hal itu sejalan dengan visi Suzuki Global dan pemerintah Indonesia yang juga menargetkan reduksi emisi hingga 41 persen di tahun 2030, serta Net Zero Emission.

“Beberapa langkah terintegrasi yang kami kerjakan dalam perjalanan ini dapat dilihat lewat produksi kendaraan yang ramah lingkungan dan rendah emisi, kegiatan CSR dan Peduli Pendidikan yang menjangkau dan mengedukasi banyak siswa daerah di Indonesia, maupun implementasi reduksi karbon di seluruh pabrik Suzuki,” ungkapnya.

BACA JUGA: Seven Event akan Gelar 7 Pameran Otomotif pada 2024

Head of Public Relations Strategic Planning Departement PT SIS Zulfikar Rafi Al Ghany, menjelaskan sistem reduksi karbon di lingkungan pabrik Suzuki didukung oleh sejumlah inisiatif yang penerapannya berfokus untuk mencapai upaya menekan emisi karbon dari hulu hingga ke hilir.

Pada tahapan awal, lanjut Ghany, Suzuki Indonesia menjalankan Suzuki Green Procurement Guideline, yaitu panduan peraturan dan kesepakatan atas pengujian dan pengawasan bahwa seluruh vendor yang menyuplai bahan produksi kepada pabrik Suzuki telah memiliki landasan hukum akan komitmen penjagaan lingkungan dan bebas dari 30 bahan kimia berbahaya yang sudah disahkan secara global.

Hingga tahun 2023, Suzuki Green Procurement Guideline telah mengawasi 464 vendor aktifnya, tujuannya agar konsumen dapat yakin dan tenang seluruh produk Suzuki Indonesia aman untuk digunakan dan telah berstandar global.

“Suzuki Indonesia juga menargetkan setiap vendor untuk dapat mengurangi 5 persen emisi di keseluruhan proses produksinya setiap tahun, dimulai dari tahun 2024. Ini merupakan langkah konkret yang dilakukan Suzuki Indonesia untuk menuju upaya reduksi karbon di tahun 2060,” tutur Ghany.

BACA JUGA: Penjualan Mobil Hybrid Suzuki Meningkat pada 2023

Selain itu, jenama berlambang huruf S ini juga berusaha melakukan konversi penggunaan sumber energi dengan memanfaatkan panel surya dan water boiler yang lebih canggih dan ramah lingkungan pada proses produksi.

“Kami mengimbangi dengan produk akhir yang juga memikirkan sisi ramah lingkungan, dalam bentuk kendaraan, saat ini Suzuki Indonesia tengah terus mempopulerkan produk-produk roda empat berteknologi hybrid, mesin berkubikasi compact dan lebih rendah emisi pada sepeda motor, juga penggunaan 4-stroke pada mesin tempel kapal,” pungkas Ghany.

Perihal sampah atau limbah produksi, Ghany menyebut Suzuki Indonesia telah menerapkan sistem daur ulang sampah pada tiga pabrik Suzuki di Tambun dan Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Selama tiga tahun terakhir, Suzuki Indonesia mengklaim telah mengumpulkan lebih dari 9.000 ton sampah.

(om/ril)

, , ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *