OTO Mounture — Sub-brand premium dari BYD Indonesia, Denza, mengalami penurunan penjualan yang tajam pada Juli 2025. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales (dari pabrik ke diler) Denza hanya mencapai 523 unit, merosot 70,4% dibanding Juni 2025 yang membukukan 1.245 unit.
Koreksi penjualan juga terjadi pada retail sales (dari diler ke konsumen). Pada Juli 2025, Denza hanya mampu menjual 423 unit, turun 62,5% dibanding bulan sebelumnya yang mencatat 1.128 unit.
Penurunan paralel di dua lini ini mengindikasikan bahwa tantangan Denza tidak hanya pada distribusi unit, tetapi juga pada penyerapan pasar.
Padahal, pada paruh pertama 2025, Denza sempat menunjukkan tren positif berkat meningkatnya minat terhadap mobil listrik premium dan dukungan kebijakan insentif pemerintah.
Namun, data terbaru memperlihatkan adanya hambatan dalam mempertahankan momentum, terutama di tengah persaingan ketat segmen EV yang kini dipenuhi produk-produk baru dari pabrikan Jepang, Korea, dan sesama merek Tiongkok.
Penurunan penjualan Denza ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari jaringan diler yang masih terbatas, hingga persaingan ketat dengan merek EV asal Korea dan Jepang yang gencar memberikan promo.
Dengan target pemerintah mendorong percepatan adopsi kendaraan listrik, penurunan penjualan Denza ini menjadi alarm bagi jenama asal Tiongkok tersebut untuk segera memperkuat strategi pemasaran, memperluas jaringan layanan, dan menyesuaikan penawaran harga agar mampu bersaing.
Jika tren ini tidak segera dibalik, Denza berisiko kehilangan pangsa pasar di segmen kendaraan listrik premium yang semakin ramai.
(om/ls)
