Jangan Telat Ganti Oli Mesin

Ilustrasi (dok. MMKSI)

OTO Mounture — Di tengah pandemi covid-19 dan pembatasan mobilitas, seringkali pemilik kendaraan enggan pergi ke bengkel untuk melakukan perawatan rutin seperti mengganti oli mobil, termasuk oli mesin. Hal itu terkadang membuat pemilik kendaraan menjadi lupa mengenai jadwal penggantian oli.

Adapun telat dalam melakukan penggantian oli bisa membuat performa kendaraan menjadi tidak maksimal dan berpotensi mengurangi efektifitas oli tersebut dalam menjaga kualitas mesin mobil.

Pereli nasional, Rifat Sungkar, mengatakan bahwa mengganti oli mesin direkomendasikan setiap 10.000 kilometer atau 6 bulan sekali. Jika terpaksa terlambat, kata dia, toleransi pengantiannya tidak bisa lama-lama.

Ia mengatakan, ketika penggunaan oli mesin mobil sudah mencapai 10 ribu kilometer, maka tingkat viskositas oli sudah mengalami pengurangan. Selain itu, kerekatan komponen struktur dan kelicinan pada oli juga sudah tidak ada.

“Karena oli itu sudah terbakar, dingin lagi dan terus seperti itu, jadi strukturnya rusak kalau kelebihan waktu olinya akan berkurang. Jadi toleransi paling amannya itu 10 persen, kalau misal ganti oli mesin mobil di setiap 10 ribu kilometer, maka toleransi ketelambatannya di 11 ribu kilometer,” ujarnya pada diskusi virtual, Rabu, 29 September 2021.

Namun, menurut Brand Ambassador Mitsubishi Indonesia itu, lain hal jika mobil tersebut jarang digunakan. Sebab, masa pakai oli yang tidak memiliki batasnya atau tidak ada basinya.

“Kalau mobil yang tidak dipakai ya oli itu nggak ada basinya sampai kapan pun. Cuma di dalam garansi ada tenggang waktu juga, jadi kita harus pinter memilih antara waktu jatuh tempo dan kilometer. Manfaatin yang diberikan oleh produsen,” tukasnya. (OM/LS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *