OTO Mounture — Korlantas Polri mencatat kebijakan tilang elektronik atau electronic traffic law enforcement (ETLE) yang diterapkan selama momen mudik lebaran 2024 mengalami peningkatan 15,9 persen dibanding tahun 2023.
“Dari data kami itu ETLE statis itu hampir naik 91% dibanding tahun lalu kemudian ETLE mobile itu naik 13% Sehingga total pelanggaran yang kita tindak itu naik 15,9 persen,” ungkap Dirgakkum Korlantas Polri Brigjen Pol. Raden Slamet Santoso.
Peningkatan ini ditengarai perluasan kamera ETLE yang sudah tersebar di Kota/Provinsi se Indonesia sehingga lebih banyak lagi pelanggaran lalu lintas yang terdeteksi dan mendapatkan tilang elektronik.
“Peralatan ETLE kami tahun ini sudah semakin banyak hampir di tiap kota sudah ada di setiap provinsi sudah ada,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut dia, masih banyak masyarakat yang abai akan kebijakan ganjil genap pada saat arus mudik 2024.
“Banyak masyarakat yang sedikit abai terhadap sosialisasi kita tentang pelaksanaan penggunaan ganjil genap sehingga itu yang perlu kita evaluasi mudah-mudahan pada saat harus balik itu bisa ditaati,” sambungnya.
BACA JUGA:
Fasilitas dan Pelayanan di Rest Area KM 88B Jalan Tol Cipularang Ditingkatkan
Pelanggar Lalu Lintas saat Arus Mudik Lebaran Menurun
Sementara itu, Korlantas Polri mencatat angka kecelakaan lalu lintas saat arus mudik Lebaran 2024 menurun dibanding arus mudik Lebaran 2023 sebesar sampai 15 persen dan korban meninggal dunia turun menjadi 3 persen.
“Selama operasi dari mulai tanggal 4 sampai tanggal 11 kemarin itu dibandingkan kecelakaan tahun lalu itu terjadi penurunan penurunan sampai 15% , korban meninggal dunia turun menjadi 3%,” terang Brigjen Pol. Raden Slamet.
Ia merinci, faktor penyebab kecelakaan lalu lintas selama arus mudik seperti tidak jaga jarak aman 32 persen, saat berbelok 16 persen, berubah arus 13 persen, dan ceroboh serta saat menyalip 11 persen.
“Penyebab faktor kecelakaan yang ada selama ini itu jaga jarak aman itu 32 persen kemudian saat berbelok itu 16 persen, ceroboh dalam saat belok, kemudian berubah arus itu 13 persen ceroboh dan saat menyalip itu 11 persen,” jelasnya.
Lebih lanjut, Kasatgas III Kamseltibcarlantas, menjelaskan jenis kecelakaan laka tunggal mengalami kenaikan 14 persen dari 79 kejadian, sedangkan antara depan-depan itu 92 kejadian naik 3 persen.
“Jenis-jenis kecelakaannya yang ada itu antara depan-depan itu 92 kejadian atau naik dibandingkan tahun lalu itu 3 persen, depan belakang itu 79 kejadian atau naik 1 persen, tabrakan beruntun itu turun 9 persen dan laka tunggal ini hampir 79 kejadian atau naik 14 persen,” ungkap Dirgakkum Korlantas Polri.
(om/ril)