Arogansi di Jalan: Kalau Punya Kendaraan, Jangan Merasa Punya Jalan

OTO Mounture — Pernah ngggak sih kamu lagi enak-enak bawa motor atau mobil, tiba-tiba ada pengendara lain yang nyalip ugal-ugalan sambil ngelototin kamu? Atau mobil yang lampu sign-nya belok kiri tapi beloknya ke kanan? Atau klakson panjang-panjang padahal kamu udah gak salah apa-apa?

Selamat datang di jalanan Indonesia, tempat di mana arogansi bisa lebih besar dari CC kendaraan.

Arogansi Itu Nggak Kenal Kendaraan

Yang sering arogan di jalan bukan cuma pengendara mobil mahal. Kadang malah yang motor bebek juga bisa sok penguasa jalan. Jalanan umum berubah jadi ajang pamer ego: siapa lebih dulu, siapa lebih cepat, siapa lebih “berani”.

Padahal ya… jalan itu ruang publik, bukan sirkuit, bukan ring tinju, dan jelas bukan tempat unjuk gigi siapa yang paling ditakuti.

Klakson Panjang = Aku Marah!

Salah satu simbol arogansi di jalan itu klakson. Bunyi klakson panjang kayak lagi ngajak ribut, padahal kadang cuma karena telat jalan 2 detik di lampu merah. Santai aja, bos. Kita semua juga pengen cepat, tapi bukan berarti harus jadi menyebalkan.

Arogansi juga muncul pas ada kemacetan: nyerobot trotoar, naik separator, lawan arah, bahkan maksa buka jalan pakai sirine palsu. Semua demi satu hal: merasa lebih penting dari orang lain.

BACA JUGA: Rekomendasi Mobil MPV Bekas di Bawah Rp150 Juta

Emang Gak Bisa Sabar?

Kadang yang dibutuhkan di jalan itu bukan bensin, tapi kesabaran. Karena di jalan, kamu gak sendirian. Ada ibu-ibu bawa anak, ada bapak-bapak nganter kerja, ada mahasiswa, ada pengemudi ojol cari nafkah. Semua punya urusan. Jadi apa hak kamu buat merasa urusanmu yang paling mendesak?

Dan kalau ada yang berani negur, jawabannya sering:
“Ngapain sok ngajarin?”
“Lo siapa?”
Atau favorit kita semua: “Lo bawa kendaraan juga gak bener!”

Defensif plus arogan = kombo mematikan.

BACA JUGA: Beda BBM RON 90, 92, dan 94: Mana yang Tepat untuk Kendaraan Anda?

Arogansi Itu Menular

Satu orang arogan di jalan bisa bikin puluhan orang ikut kesal, bahkan membalas dengan perilaku yang sama. Jalanan jadi panas, bukan karena matahari, tapi karena ego yang saling tabrak. Lama-lama, kita semua jadi orang yang kita benci di jalan.

Jadi, mau sampai kapan kita saling ego di atas aspal?

Jadi Pengendara, Bukan Penguasa

Punya SIM bukan berarti dapat hak buat semena-mena. Jalanan itu tempat kita sama-sama jalan. Kalau gak bisa bantu bikin jalan lebih aman, minimal jangan bikin makin kacau.

Ingat:

Semakin besar kendaraanmu, semakin besar tanggung jawabmu.
Bukan malah semakin besar kepalamu.

(om/ls)

, , ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *