
OTO Mounture — Penjualan Morris Garage (MG) di pasar otomotif Indonesia mengalami penurunan signifikan sepanjang Januari hingga November 2025.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), baik wholesales (distribusi pabrik ke diler) maupun retail sales (penjualan diler ke konsumen) MG tercatat turun cukup dalam dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dari sisi wholesales, MG hanya mampu mencatatkan distribusi sebanyak 1.759 unit sepanjang Januari–November 2025. Angka tersebut merosot tajam dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang mencapai 3.846 unit.
Penurunan juga terlihat secara bulanan. Pada November 2025, wholesales MG tercatat hanya 149 unit, turun dibandingkan November 2024 yang mencapai 176 unit.
Sementara itu, Oktober 2025 menjadi bulan terbaik tahun ini dengan distribusi 222 unit, namun belum mampu menutup penurunan secara keseluruhan.
Secara bulanan, kinerja wholesales MG sepanjang 2025 terbilang fluktuatif dan cenderung rendah, dengan angka distribusi rata-rata berada di kisaran 100–150 unit per bulan, jauh dari capaian tahun sebelumnya.
BACA JUGA: Beli Aki Bosch Kini Lebih Mudah Lewat Layanan Digital dan WhatsApp
Tak hanya di level distribusi, penjualan MG ke konsumen akhir juga mengalami pelemahan. Sepanjang Januari–November 2025, retail sales MG tercatat sebanyak 1.648 unit, turun drastis dibandingkan 3.954 unit pada periode yang sama tahun 2024.
Pada November 2025, MG hanya membukukan penjualan ritel 120 unit, merosot tajam dari 254 unit pada November tahun lalu. Sementara Oktober 2025 mencatatkan penjualan 157 unit, menjadi salah satu bulan terbaik namun tetap belum mampu mendongkrak performa tahunan.
Penurunan ini menunjukkan bahwa permintaan konsumen terhadap produk MG di Indonesia masih belum pulih sepanjang 2025, meski pasar otomotif nasional mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan.
Merosotnya penjualan MG di Indonesia diduga dipengaruhi oleh ketatnya persaingan di segmen kendaraan listrik dan SUV, perubahan preferensi konsumen, serta agresivitas merek lain dalam menawarkan harga dan fitur yang lebih kompetitif.
Jika tren ini berlanjut hingga akhir tahun, MG berpotensi menutup 2025 dengan penjualan terendah dalam beberapa tahun terakhir, sekaligus menjadi pekerjaan rumah besar bagi strategi pemasaran dan produk MG di Indonesia ke depan.
(om/ls)








