OTO Mounture — Hino menjadi produsen kendaraan komersial pertama yang mengembangkan teknologi common rail di dunia. Saat ini, Hino Indonesia yang merupakan salah satu basis produksi Hino di dunia, tercatat sebagai merek kendaraan komersial di Indonesia yang melakukan ekspor kendaraan utuh atau Completely Build Up (CBU) untuk kategori kendaraan komersial truk dan bis (Light Duty).
Hino Indonesia telah melakukan ekspor kendaraan utuh sejak 2010 sampai dengan saat ini, dengan truk yang di ekspor ke berbagai negara di ASEAN dan Amerika Latin. Terutama yang sudah standar emisi Euro 4 yang bermesin common rail ke Filipina dan Vietnam.
“Dalam fase Hino Road to Euro4 saat ini, berbagai pengembangan kendaraan telah kami lakukan sebagai pemain utama bus dan truk di Indonesia. Hal ini untuk memastikan kesiapan implementasi standar emisi Euro 4 tahun depan,” kata Presiden Direktur PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI), Masato Uchida.
Di Indonesia sendiri, Hino memperkenalkan teknologi mesin common rail sejak 2012. Saat ini beberapa model truk dan bus Hino yang bermesin common rail sudah menjadi andalan para pebisnis di Indonesia seperti Hino Ranger FM 285 JD untuk dump, Ranger FL 245 JN dan FM 350 TH untuk cargo dan Hino bus RN 285.
Di mana kendaraan-kendaraan itu sudah menggunakan sistem akumulator tekanan bahan bakar yang disebut common rail, yaitu bahan bakar disemprotkan ke ruang bakar oleh injektor yang dikontrol secara elektronik.
Adapun kerja injector menentukan jumlah dan waktu bahan bakar disemprotkan yang diatur oleh komputer mesin atau ECU. Sehingga kombinasi inilah yang digunakan meningkatkan kerja mesin diesel sekarang ini.
Mesin injeksi common rail memungkinkan kontrol emisi dan konsumsi bahan bakar dan tenaga yang lebih baik. Dengan kata lain, mesin dengan teknologi common rail dapat memberikan lebih banyak tenaga ke kendaraan dan mengonsumsi lebih sedikit bahan bakar serta menghasilkan lebih sedikit emisi untuk itu mesin Common Rail menjadi lebih irit.
Produk Hino dengan basis mesin common rail diklaim sudah teruji dan terbukti karena Hino merupakan produsen pertama di dunia yang mengembangkan teknologi mesin ini. Engine Hino Common Rail memiliki berbagai macam keunggulan seperti sistem supply bahan bakar Hino Common Rail memiliki 3x penyaringan bahan bakar, hal ini melindungi engine dari kontaminasi bahan bakar.
Selain itu, Injector menggunakan Diamond Like Carbon (DLC) yang membuat durabilitas dari injector sangat baik tahan terhadap gesekan. Sistem common rail turut juga menghasilkan emisi gas buang lebih rendah dan ramah lingkungan karena pembakaran lebih sempurna karena pengaturan untuk injeksi, waktu, jumlah dan tekanan dapat diatur membuat emisi jauh lebih rendah.
Santiko Wardoyo, Chief Operating Officer (COO) – Director HMSI, mengungkapkan Hino Ranger dan Hino Bus untuk beberapa model sudah mengadopsi teknologi common rail, dan hasilnya cukup baik dan diterima menjadi andalan para konsumen dalam menjalankan bisnisnya di sini. “Ini menjadi bukti bahwa kendaraan kami dapat diandalkan termasuk nanti saat era Euro4 tiba,” katanya.
“Mesin Hino common rail sudah kami lakukan serangkaian test, termasuk untuk Hino Bus. Hasilnya test yang kami lakukan di rute Transjawa, mesin berada pada temperatur yang normal dan tidak ada kendala sama sekali, begitupun dengan temperatur oli yang dalam kondisi panas yang normal,” ungkap dia.
Tentunya, kata Santiko, ini salah satu keunggulan pihaknya, dengan volume oli yang lebih sedikit 12.7 liter. “Ternyata tidak ada gangguan sama sekali di engine dan terbukti Hino Bus ini reliable untuk jalur Trans Jawa dan lebih efisien dan hemat dalam biaya operasional,” tambah Santiko. (OM/LS)