Kiat Antisipasi Pecah Ban pada Kendaraan Niaga ala Hankook

Ilustrasi pecah ban- Foto: OTO Mounture/Luchito Sangsoko

OTO Mounture — Kendaraan niaga seperti bus dan truk sering mengalami pecah ban saat melaju di jalan tol. Kelebihan muatan serta kondisi ban yang sudah tidak prima kerap menjadi penyebabnya.

Ahmad Juweni, National Sales Manager TBR (Truck & Bus Radial) PT Hankook Tire Sales Indonesia, menyorot pentingnya langkah-langkah pencegahan untuk meningkatkan keselamatan berkendara.

Menurutnya, pecah ban bukan hanya masalah teknis, tetapi juga merupakan isu keselamatan yang bisa berdampak luas, karena ketika ban meledak di tengah perjalanan, risiko kecelakaan yang melibatkan kendaraan lain meningkat secara signifikan.

Ia pun menjabarkan beberapa langkah mengantisipasi pecah ban bagi kendaraan niaga di jalan tol antara lain:

1. Sesuaikan beban muatan

Beban muatan yang melebihi kapasitas sering kali menjadi penyebab utama pecah ban di jalan tol.

Ahmad, menjelaskan bahwa setiap ban memiliki spesifikasi tertentu untuk menopang beban maksimal. “Muatan yang melebihi spesifikasi akan meningkatkan risiko kerusakan hingga pecah ban,” katanya.

Untuk mengetahui kapasitas angkut ban, pengguna dapat memeriksa indeks beban yang tertera pada dinding samping ban. Misalnya, ban Hankook 1100R20 AH30 memiliki indeks beban 150/147, yang artinya ban ini mampu menopang beban 3.350 kg per ban untuk roda depan (steer), dan 3.075 kg per ban jika dipasangkan pada ban ganda, dengan tekanan angin 120 psi.

Jika terpaksa membawa muatan yang melebihi spesifikasi ban, usahakan untuk menyesuaikan tekanan angin dan mengurangi kecepatan guna menjaga kendali kendaraan.

Namun, sebaiknya hindari muatan berlebih karena dapat merusak performa ban dan meningkatkan risiko kerusakan.

2. Periksa tekanan angin

Tekanan angin yang tidak sesuai muatan akan menurunkan performa ban dan menyebabkan kerusakan. Kekurangan tekanan angin dapat mengakibatkan defleksi berlebih, yaitu kondisi di mana dinding samping ban menekuk atau melengkung secara berlebihan saat berkendara. Hal ini menghasilkan panas yang berlebih dan melemahkan lapisan ban, sehingga meningkatkan risiko pecah.

Perbedaan tekanan angin pada ban ganda juga berbahaya. Ban dengan tekanan lebih rendah akan mengalami gesekan berlebih dan cepat aus, sementara ban dengan tekanan lebih tinggi dapat pecah akibat beban yang tidak merata. Oleh karena itu, pengendara disarankan untuk rutin memeriksa tekanan ban sebelum perjalanan, atau setidaknya setiap dua minggu.

BACA JUGA:

Chery Naikkan Harga Tiggo 5X

Penjualan Mobil Hyundai di Indonesia Merosot

3. Lakukan perawatan rutin

Kurangnya perawatan ban dapat meningkatkan risiko pecah ban di jalan. Sebelum perjalanan, pengemudi disarankan untuk memeriksa kondisi telapak ban secara rutin.

Bersihkan kerikil atau batu kecil yang tersangkut di permukaan ban, karena jika dibiarkan, benda tersebut dapat menembus dan merusak telapak ban, sehingga memperbesar risiko pecah.

Selain itu, penting untuk menjaga kondisi kaki-kaki kendaraan dan ban. Perawatan yang diabaikan akan menyebabkan ketidakstabilan pada kemudi dan keausan ban yang tidak merata, yang akhirnya memperpendek umur pakai ban.

4. Jaga kecepatan berkendara

Kebiasaan mengemudi dengan kecepatan tinggi secara konstan juga meningkatkan risiko potensi menabrak dan melindas objek tajam di jalan tol juga lebih besar, sehingga memicu pecah ban.

Untuk kendaraan niaga disarankan menggunakan jalur paling kiri atau jalur lambat, dengan kecepatan sesuai dengan rambu-rambu yang berlaku.

(om/ril)

, , , ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *