Kenali Perbedaan Kaca Laminated dan Tempered pada Mobil

Kaca Mobil

OTO Mounture — Jenis kaca yang digunakan pada mobil memiliki peran penting dalam menunjang keselamatan berkendara. Dalam dunia otomotif, terdapat dua jenis kaca yang paling umum digunakan, yakni kaca laminated dan kaca tempered.

Keduanya sama-sama tergolong safety glass, karena dirancang untuk meminimalkan risiko cedera saat terjadi kecelakaan. Meski sekilas terlihat serupa, karakteristik dan fungsi kedua jenis kaca ini ternyata berbeda. Berikut penjelasan lengkapnya.

Kaca Laminated, Andalan untuk Kaca Depan Mobil

Kaca laminated umumnya digunakan sebagai kaca depan (windshield) mobil. Struktur kaca ini terdiri dari dua lapisan kaca yang di bagian tengahnya disisipkan lapisan film Poly Vinyl Butyral (PVB) setebal sekitar 0,76 mm. Sementara masing-masing lapisan kaca memiliki ketebalan kurang lebih 2 mm.

Lapisan PVB berfungsi sebagai perekat sekaligus penguat, sehingga kaca laminated memiliki daya tahan benturan yang lebih baik dibanding kaca biasa. Saat terjadi retakan atau pecah, serpihan kaca tetap menempel dan tidak langsung berhamburan.

Keunggulan ini membuat visibilitas pengemudi masih relatif terjaga dan risiko cedera dapat diminimalkan. Namun, kaca laminated memiliki kekurangan, yaitu retakan kecil dapat menyebar dengan cepat. Oleh karena itu, jika kaca depan mulai retak, disarankan segera melakukan penggantian demi keselamatan.

BACA JUGA: Ini Tips Aman Menerobos Banjir agar Mesin Mobil Tidak Rusak

Kaca Tempered, Kuat dan Banyak Dipakai di Kaca Samping

Berbeda dengan laminated, kaca tempered biasanya digunakan pada kaca samping dan kaca belakang mobil. Kaca jenis ini dikenal memiliki tingkat kekuatan tinggi, bahkan hingga lima kali lebih kuat dibanding kaca laminated.

Dengan ketebalan sekitar 5 mm, kaca tempered baru akan pecah jika menerima tekanan ekstrem, sekitar 1.500 kg per cm². Selama tidak terdapat luka atau goresan yang melebihi seperenam ketebalannya, kaca ini tergolong aman digunakan.

Meski demikian, jika kaca tempered mengalami kerusakan dan dibiarkan, getaran saat mobil berjalan bisa memicu pecah secara tiba-tiba. Ketika pecah, kaca tempered akan hancur menjadi butiran kecil yang tidak tajam, sehingga mengurangi risiko luka bagi penumpang.

Kekurangannya, apabila terkena hantaman benda keras dengan kecepatan tinggi, kaca tempered dapat langsung jebol dan memungkinkan benda masuk ke dalam kabin.

BACA JUGA: Michelin Indonesia Ingatkan Pentingnya Persiapan Ban dan Kendaraan untuk Road Trip Akhir Tahun

Proses Pembuatan dan Tips Keamanan Tambahan

Secara proses, kaca tempered dibuat dari kaca biasa yang dipanaskan hingga suhu sekitar 600 derajat Celsius, lalu didinginkan secara mendadak. Proses ini mengubah struktur molekul kaca sehingga menjadi jauh lebih kuat.

Untuk perlindungan tambahan, pemilik mobil dapat memasang kaca film standar pada kaca samping guna menahan pecahan kaca saat terjadi benturan. Namun, penggunaan kaca film anti peluru tidak disarankan, karena dalam kondisi darurat, kaca mobil tetap harus bisa dipecahkan.

Jika terpaksa memecahkan kaca dalam situasi darurat, disarankan memilih kaca pintu sebelah kanan pengemudi, karena jenis dan ukurannya paling umum serta relatif mudah ditemukan di pasaran.

Memahami perbedaan jenis kaca mobil dapat membantu pengemudi lebih siap menghadapi situasi darurat dan meningkatkan keselamatan selama berkendara.

(om/ril)

 

 

, ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *