Laba Astra Turun 9% di Kuartal I 2025, Tapi Portofolio Bisnis Tetap Tangguh

Penjualan Mobil Astra

OTO Mounture — PT Astra International Tbk (Astra) melaporkan laba bersih sebesar Rp6,9 triliun untuk kuartal I 2025, menurun 7% dibandingkan tahun sebelumnya, dan 9% lebih rendah jika tidak memperhitungkan penyesuaian nilai wajar atas investasi.

Penurunan ini mencerminkan dampak dari lemahnya kondisi ekonomi serta turunnya harga batu bara yang mempengaruhi sektor pertambangan.

Meskipun menghadapi tantangan di beberapa lini bisnis, Astra tetap mencatat pertumbuhan pendapatan bersih sebesar 3% menjadi Rp83,4 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2024.

“Laba bersih Grup pada kuartal pertama tahun 2025 lebih rendah, terutama mencerminkan kondisi ekonomi yang masih lemah dan harga batu bara yang mengalami penurunan dari level tertinggi sebelumnya. Walaupun terdapat penurunan pada bisnis otomotif dan batu bara, hal ini sebagian diimbangi oleh kinerja solid dari bisnis lainnya,” ungkap Djony Bunarto Tjondro, Presiden Direktur Astra.

BACA JUGA: Mengenal Drive Mode dan AYC, Fitur Keamanan di Mitsubishi Xforce Ultimate DS

Otomotif dan Mobilitas: Pangsa Pasar Stabil, Penjualan Turun

Divisi otomotif mencatat penurunan laba 4% menjadi Rp2,7 triliun, disebabkan oleh:

– Penurunan penjualan mobil nasional sebesar 5% menjadi 205.000 unit

– Penurunan penjualan sepeda motor nasional sebesar 3% menjadi 1,7 juta unit

Namun, pangsa pasar Astra tetap kuat, masing-masing 54% untuk mobil dan 77% untuk sepeda motor.

Jasa Keuangan: Laba Tumbuh 3%

Divisi jasa keuangan mencatat laba Rp2,1 triliun, naik 3% dari tahun lalu. Pendorong utama:

– Peningkatan pembiayaan konsumen sebesar 7% (Rp30,3 triliun)

– Kontribusi dari PT Federal International Finance naik 3% (Rp1,1 triliun)

– PT Asuransi Astra Buana juga tumbuh 3% berkat peningkatan underwriting dan hasil investasi

Alat Berat dan Pertambangan: Tertekan Harga Batu Bara, Laba Turun 30%

Unit United Tractors mengalami penurunan laba menjadi Rp2 triliun, karena:

– Curah hujan tinggi menurunkan aktivitas penambangan

– Penjualan batu bara turun, meskipun penjualan alat berat Komatsu naik 23%

– Sektor emas tumbuh dengan penjualan naik 16% menjadi 57.000 ons

BACA JUGA: Mobil Listrik vs Hybrid: Pertimbangan Penting Sebelum Membeli

Agribisnis: Laba Naik 20%

PT Astra Agro Lestari mencatat laba Rp221 miliar, naik 20%, berkat:

– Harga CPO naik 22%

– Volume penjualan naik 14% menjadi 430.000 ton

Infrastruktur dan TI Tumbuh Signifikan

– Infrastruktur: Laba naik 54% (Rp260 miliar) berkat peningkatan trafik dan tarif jalan tol

– Teknologi Informasi: Laba naik 64% (Rp36 miliar) dari peningkatan pendapatan solusi TI

Properti: Stabil, Laba Naik 4%

Divisi properti mencatat kenaikan laba tipis menjadi Rp47 miliar, didorong tingkat hunian Menara Astra yang lebih tinggi.

Prospek: Diversifikasi Jadi Kekuatan Astra

“Portofolio Grup yang terdiversifikasi berada dalam posisi yang baik untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan jangka panjang. Kami akan terus memantau kondisi makroekonomi dan menjaga disiplin keuangan,” tambah Djony Tjondro.

Dengan kas bersih Rp16,1 triliun (di luar unit jasa keuangan) dan aset bersih per saham naik 4% menjadi Rp5.468, Astra optimis menatap sisa tahun 2025.

(om/ril)

, ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *