Coach Justin Keluhkan Kebijakan Servis BYD Seal, Konsumen Dinilai Dirugikan

Coach Justin

OTO Mounture — Justinus Lhaksana atau yang lebih dikenal sebagai Coach Justin, membagikan pengalaman kurang menyenangkan terkait kebijakan servis mobil listrik BYD Seal yang digunakannya.

Dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube Trifellas, ia menilai aturan servis BYD berpotensi merugikan konsumen. Coach Justin mengungkapkan bahwa dirinya dikenakan biaya servis hanya karena terlambat melakukan perawatan berkala selama satu bulan.

“Setahun ini kan ada servis berkala. Dia bilang 1 Agustus (jadwal servis), tapi saya sibuk dan baru sempat bikin janji 2 September. Eh malah kena charge. Katanya gara-gara telat sebulan, padahal servisnya gratis,” keluh Coach Justin.

BACA JUGA: Chery Tiggo 8 CSH Dikeluhkan Konsumen, Mogok di Tol hingga AC Mati

Menurut Coach Justin, kebijakan ini sangat berbeda dengan pengalamannya bersama merek lain seperti Honda, Mazda, hingga Mini, yang tetap melayani servis gratis meski konsumen terlambat sedikit dari jadwal.

Ia bahkan menolak tawaran tim pemasaran BYD yang ingin membayar biaya tersebut, karena menurutnya persoalan ini bukan soal uang, melainkan soal prinsip dan keadilan.

“Ini masalah kebijakan. Sudah ada 12–13 merek China di Indonesia, seharusnya memberikan servis yang benar. Kalau seperti ini, konsumen bisa enggan membeli,” tegasnya.

BACA JUGA: Jetour Targetkan 30 Showroom di Indonesia, Jetour T2 Segera Meluncur

Coach Justin menilai konsumen membutuhkan kepastian layanan yang jelas, terlebih di tengah ketatnya persaingan otomotif di Indonesia. Ia khawatir kebijakan seperti ini dapat mengurangi kepercayaan publik terhadap merek mobil listrik asal Tiongkok.

Sebagai perbandingan, menurutnya merek Jepang lebih fleksibel dalam pelayanan purna jual. Hal inilah yang membuatnya semakin kecewa terhadap pengalaman menggunakan BYD Seal.

“Pelayanan purna jual yang adil adalah salah satu kunci untuk memenangkan hati konsumen,” ujarnya.

Dalam pesannya, Coach Justin, mengingatkan calon pembeli mobil untuk selalu menanyakan detail kebijakan servis, termasuk kemungkinan adanya denda jika terlambat servis berkala.

Sementara untuk pabrikan, ia menekankan pentingnya mendengarkan kebutuhan konsumen agar tidak hanya sekadar menjual kendaraan, tetapi juga membangun kepercayaan melalui pelayanan purna jual yang lebih bersahabat.

(om/ril)

 

 

, , , ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *