OTO Mounture — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mengungkapkan bahwa bulan Februari masih menjadi puncak musim hujan dengan intensitas curah hujan menengah hingga tinggi. Kondisi ini turut berdampak pada kendaraan, yang berisiko menjadi lebih rentan akibat suhu udara lembab serta jalanan yang licin.
Terkait hal itu, perusahaan ban global asal Korea Selatan, Hankook Tire, mengingatkan bahwa musim hujan tidak hanya membutuhkan kemampuan berkendara yang mumpuni, tetapi juga kondisi kendaraan yang prima dengan perawatan ekstra dan rutin.
Selanjutnya, kenali masalah umum yang kerap dialami mobil saat musim hujan, serta cara mengatasinya. Berikut ini beberapa masalah pada mobil yang rawan terjadi di musim hujan.
1. Wiper mobil tidak berfungsi
Beberapa faktor dapat menyebabkan wiper mati, mulai dari karet yang sudah aus, sistem engkol yang kotor, hingga kabel penggerak yang sudah usang. Agar terhindar dari situasi wiper kendaraan tidak berfungsi secara optimal, Anda dapat melakukan beberapa langkah seperti periksa kondisi wiper secara rutin terutama sebelum musim hujan.
Kemudian ganti sekring wiper dengan yang baru jika diperlukan, gunakan air wiper yang berkualitas dan sesuai dengan spesifikasi mobil, lalu ganti karet wiper secara berkala, biasanya setiap enam bulan sekali.
2. Aki mobil mati
Suhu udara yang lebih rendah serta kelembaban yang meningkat dapat menyebabkan aki bekerja dua kali lipat, terutama saat menghidupkan mesin. Komponen mobil seperti lampu kabut, unit AC, sound system dan wiper juga mengkonsumsi lebih banyak tenaga dari aki, yang mengakibatkan kapasitasnya berkurang drastis.
Cek aki mobil sebelum berkendara, terutama jika akan melakukan perjalanan ke luar kota. Batasi penggunaan aki jika sudah berusia 2-3 tahun atau sudah menempuh jarak 50.000 kilometer.
BACA JUGA: Gesits Luncurkan Motor Listrik Edisi Spesial, Kolaborasi dengan Timnas Indonesia
3. Kaca mobil berembun
Cuaca dingin dan hujan seringkali menyebabkan embun terbentuk di kaca. Penyebab lainnya adalah kelembaban dalam kabin mobil karena paparan partikel air dari pendinginan udara AC.
Sebelum mengganggu visibilitas dan keamanan berkendara, lakukan service AC tiap tiga bulan sekali untuk mencegah proses pengembunan. Manfaatkan fitur resirkulasi pada mobil untuk mengalirkan udara dari luar ke dalam tanpa mengubah suhu AC, sehingga mencegah perbedaan suhu yang dapat menyebabkan embun terbentuk di kaca mobil.
4. Rem tidak pakem
Ketika berkendara di atas permukaan jalan yang basah, sistem pengereman mungkin menjadi kurang responsif. Air yang terjebak di antara kampas rem dan cakramnya dapat mengganggu kontak antara kedua komponen tersebut.
Untuk menghindari kondisi tersebut, pengendara disarankan melakukan perawatan secara rutin untuk memeriksa kondisi minyak rem dan menggantinya, terutama jika mobil sudah mencapai 40.000 kilometer.
Selain itu, ban yang sudah aus juga dapat mengurangi traksi sehingga membuat mobil sulit berhenti dalam kecepatan tinggi. Pada ban sudah terdapat simbol Tread Wear Indicator (TWI) untuk membantu pengendara mengukur batas keausan yang diperbolehkan. Jika kembang ban telah mencapai segitiga TWI, sebaiknya segera mengganti ban.
BACA JUGA: Honda Luncurkan Koleksi Apparel Eksklusif di IIMS 2024
5. Risiko mengalami aquaplaning
Aquaplaning adalah kondisi ketika ban mobil kehilangan kontak dengan aspal karena genangan air, mengakibatkan hilangnya traksi dan ketidakstabilan kendaraan. Hal ini disebabkan oleh ketebalan genangan air dan kecepatan mobil yang tinggi, yang membuat alur ban tidak mampu mengalirkan air dengan efektif.
Untuk mencegah aquaplaning, hindari kecepatan di atas 60 kilometer per jam saat hujan. Pastikan juga kondisi ban tidak botak, karena hal ini dapat mengakibatkan ban tidak mampu melakukan pembuangan air dan menyulitkan pengereman, sehingga mobil kehilangan kendali.
National Sales Manager PCR (Passenger Car Radial) PT Hankook Tire Sales Indonesia, Apriyanto Yuwono, menjelaskan bahwa ban Hankook memiliki kualitas yang meningkatkan keamanan berkendara.
“Salah satu jenis ban unggulan kami, Ventus Prime 4 terdapat teknologi evakuasi air yang sangat baik dengan arah melintang. Teknologi ini membantu mencegah aquaplaning dengan peningkatan sistem pembuangan air,” ujarnya.
Sebagai ban Ultra High Performance, kata dia, Ventus Prime 4 juga dilengkapi dengan teknologi senyawa kompon (High Mileage Compound) yang mampu meningkatkan jarak tempuh.
“Teknologi ini memperbaiki fungsi bahan polimer dengan ikatan kimia yang lebih kuat antara bahan polimer dan filter untuk menghasilkan hambatan gulir yang rendah,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, matriks senyawa ini memiliki ikatan yang sangat kuat dengan bahan silika di dalamnya sehingga meningkatkan performa di jalan basah dan mengurangi keausan. Hal ini membuat mobil lebih terkendali, terutama saat berkendara di jalanan basah..
“Pengendara juga dapat berkonsultasi mengenai kondisi kendaraan mereka dengan tim kami yang berpengalaman untuk memberikan rekomendasi perawatan sesuai dengan jenis dan kebutuhan kendaraan pelanggan,” tutup Apri.
(om/ril)