Motor Listrik di Indonesia: Tren Masa Depan atau Sekadar Gaya?

Motor Listrik di Indonesia
Ilustrasi dibuat dengan AI

OTO Mounture — Motor listrik di Indonesia makin sering kita lihat di jalanan. Dari yang bentuknya mirip skuter Vespa sampai yang desainnya futuristik kayak robot Gundam.

Tapi, sebenarnya… motor listrik ini bakal jadi masa depan transportasi kita, atau cuma tren sesaat yang bakal lewat kayak fidget spinner?

Sebagai orang Indonesia yang doyan naik motor ke mana-mana — mau ngopi, kerja, beli gorengan, sampai bonceng gebetan, saya cukup penasaran sama fenomena ini.

BACA JUGA: Sewa Mobil dan Motor di Jakarta Tanpa Ribet, Mulai Rp40 Ribu!

Dulu kita cuma dengar soal mobil listrik, eh sekarang motor juga ikut-ikutan. Pemerintah kasih subsidi, merek lokal dan luar saling berlomba-lomba rilis model baru, dan media sosial penuh dengan iklan “motor listrik tanpa BBM, cuma cas aja!”

Kalau dilihat dari sisi teknologi dan lingkungan, jelas motor listrik ini keren. Nggak berisik, nggak bikin polusi, dan katanya sih lebih hemat. Tapi… ya nggak semudah itu, Ferguso.

Motor listrik itu memang terbilang murah meriah (kalau disubsidi), sebab dengan subsidi dari pemerintah, harga motor listrik bisa lebih murah dari motor bensin entry level. Cocok banget buat pelajar, ojek online, atau yang butuh kendaraan buat aktivitas harian.

Lalu, hemat, karena biaya cas baterai cuma beberapa ribu rupiah, bisa dipakai keliling komplek seharian. Kalau dibanding isi bensin, ya jelas menang.

Selanjutnya nggak ribet perawatan, karena nggak perlu ganti oli, rantai, atau cek karburator. Yang penting baterainya sehat dan charger nggak hilang.

BACA JUGA: Omoway Perkenalkan Motor Listrik Berteknologi Canggih

Akan tetapi, motor listrik punya kendala juga, yaitu jarang tersedia lokasi charger umum, sebab nggak semua tempat punya fasilitas buat ngecas. Jadi kalau baterai sekarat di jalan… ya siap-siap dorong sambil berkeringat.

Jarak tempuh masih terbatas, di mana rata-rata motor listrik hanya bisa dipakai 60–100 km dalam sekali cas. Buat yang doyan touring ke luar kota, ini jelas belum cukup.

Selain itu, baterai masih tergolong mahal jika rusak dan udah lewat masa garansi, harga baterai bisa bikin dompet mendadak puasa seminggu.

Jadi, Worth It Nggak?

Kalau kamu tinggal di kota besar, aktivitas harian nggak jauh-jauh, dan bisa cas di rumah atau kantor, motor listrik itu layak banget dicoba. Apalagi kalau kamu peduli soal lingkungan dan pengin gaya yang lebih modern.

Tapi kalau kamu masih suka ngebut di jalan, sering touring, atau tinggal di daerah yang infrastrukturnya belum siap, mungkin masih perlu sabar sedikit lagi. Tunggu teknologinya makin matang dan stasiun cas makin merata.

Secara keseluruhan, motor listrik itu bukan cuma soal tren, tapi bagian dari perubahan besar di dunia transportasi. Bisa jadi lima tahun lagi kita semua naik motor listrik tanpa merasa aneh. Tapi buat sekarang, nikmati dulu proses transisinya, sambil tetap hati-hati di jalan, apapun motormu.

(om/ns/ls)

, , ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *