Uji Nyata Bikin Kaget, Jarak Tempuh Mobil Listrik Tak Seindah Klaim Pabrikan

Ilustrasi – Foto: PLN

OTO Mounture — Jarak tempuh menjadi salah satu senjata utama produsen mobil listrik dalam memasarkan produknya. Namun, hasil pengujian terbaru di Australia menunjukkan bahwa klaim tersebut tidak selalu sesuai dengan kenyataan di lapangan.

Di seluruh dunia, setiap mobil listrik yang dijual selalu mencantumkan kapasitas baterai dan jarak tempuh yang dapat dicapai dalam sekali pengisian daya penuh.

Saat ini, terdapat tiga metode uji populer, yakni WLTP (Worldwide Harmonised Light Vehicle Test Procedure) yang banyak digunakan di Indonesia, NEDC (New European Driving Cycle) yang merupakan pendahulunya, dan CLTC yang digunakan di Tiongkok.

Belum lama ini, Australian Automobile Association (AAA), lembaga yang didanai Pemerintah Australia, melakukan pengujian terhadap sejumlah mobil listrik populer di Negeri Kanguru.

Hasilnya, semua mobil yang diuji menunjukkan jarak tempuh nyata lebih pendek dibanding klaim pabrikan, dengan selisih antara 5% hingga 23%.

BACA JUGA: Penjualan GAC Aion Juli 2025 Melemah di Indonesia

Dalam pernyataannya, AAA, menjelaskan pengujian ini bertujuan memberikan informasi yang lebih transparan bagi publik serta menjawab keraguan konsumen terkait performa kendaraan listrik dalam penggunaan sehari-hari.

Program ini telah berlangsung sejak 2022 dengan dukungan dana 14 juta dolar Australia atau setara Rp148,7 miliar, dan melibatkan puluhan model mobil listrik.

Hasil Uji Jarak Tempuh Beberapa Model EV

1. BYD Atto 3 (2023, Extended Range)

– Klaim: 480 km | Konsumsi: 149 Wh/km

– Hasil uji: 369 km | Konsumsi: 180 Wh/km

2. Kia EV6 (2022)

– Klaim: 528 km | Konsumsi: 165 Wh/km

– Hasil uji: 484 km | Konsumsi: 166 Wh/km

3. Tesla Model 3 (2024)

– Klaim: 513 km

– Hasil uji: 441 km

4. Smart #3

– Klaim: 455 km | Konsumsi: 163 Wh/km

– Hasil uji: 432 km | Konsumsi: 170 Wh/km.

Selain mobil listrik, AAA juga pernah menguji kendaraan berbahan bakar bensin dan solar. Hasilnya, 77% kendaraan BBM memiliki konsumsi bahan bakar lebih boros dibanding klaim pabrikan.

“Dengan semakin banyak mobil listrik masuk ke pasar Australia, konsumen kini bisa memahami lebih jelas performa baterai mereka di kondisi nyata,” ujar Michael Bradley, Managing Director AAA, dikutip dari Guardian.

Pengujian mobil listrik ini dilakukan di sekitar Geelong, negara bagian Victoria, mencakup berbagai kondisi jalan seperti sirkuit, jalan tol, hingga area pemukiman.

(om/ril)

 

 

, , , , ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *