
OTO Mounture — Peta persaingan industri mobil listrik dunia mengalami perubahan besar. Dalam laporan IMD Future Readiness Indicator (FRI) Automotive 2025, produsen asal Tiongkok seperti BYD, Geely, dan Li Auto berhasil menyalip dominasi Tesla dan menempati posisi teratas dalam daftar perusahaan otomotif paling siap menghadapi masa depan.
Untuk pertama kalinya sejak indikator ini diluncurkan, BYD menempati peringkat pertama dengan skor sempurna 100 poin, mengalahkan Tesla yang turun ke posisi kedua dengan skor 98,1.
“Posisi Tesla yang tak tergoyahkan sejak 2019 akhirnya tumbang oleh BYD,” ujar Howard Yu, Profesor Inovasi dan Direktur Pusat Kesiapan Masa Depan IMD melalui keterangan resmi, Kamis, 29 Mei 2025.
Adapun laporan IMD FRI 2025 merilis 10 produsen mobil paling siap masa depan, antara lain
1. BYD (100)
2. Tesla (98.1)
3. Geely (82)
4. Li Auto (56.1)
5. Kia (49.3)
6. Volkswagen (48.8)
7. Toyota (48.7)
8. XPeng (48.3)
9. General Motors (47.2)
10. Ford (43.1)
BACA JUGA: Suzuki Fronx Diproduksi Lokal, Buah Riset 3 Tahun
Strategi Unggul Produsen Mobil Listrik Tiongkok
Pabrikan Tiongkok memiliki pendekatan berbeda dibanding produsen tradisional. Mereka lebih fokus pada pengembangan software dan integrasi digital, dibandingkan pemain lama yang masih bertumpu pada hardware.
Hasilnya, banyak pembaruan fitur seperti suspensi dan sistem keamanan bisa dilakukan hanya melalui update software — tanpa perlu recall.
“Cara ini menekan biaya produsen dan memberi kenyamanan lebih bagi konsumen,” tambah Yu.
Selain itu, produsen seperti Li Auto dan XPeng mampu meluncurkan pembaruan software secara rutin dan model baru dalam waktu separuh dari waktu yang dibutuhkan pabrikan Barat. Sistem rantai pasok yang fleksibel dan digital juga memberi keunggulan kompetitif besar.
Di sisi lain, produsen lama seperti Volkswagen, Ford, hingga Toyota menghadapi tantangan ganda yakni penurunan pasar di Tiongkok dan tingginya biaya transisi ke mobil listrik.
Meski VW masih masuk enam besar, pendapatannya terus menurun dengan kapitalisasi pasar yang menyusut rata-rata 7,4% per tahun (CAGR).
Howard Yu, menyarankan agar produsen lawas mulai melihat mobil sebagai “komputer berjalan”, dan segera mengadopsi strategi digitalisasi jika ingin tetap relevan.
Secara keseluruhan, riset IMD menunjukkan bahwa era dominasi produsen otomotif Barat mulai bergeser.
Dengan inovasi cepat, efisiensi produksi, dan strategi berbasis digital, pabrikan mobil asal Negeri Tirai Bambu seperti BYD, Geely, dan Li Auto menjadi ancaman nyata, bahkan bagi raksasa sekelas Tesla.
(om/ril)