Eksekutif Otomotif Tiongkok Peringatkan Bahaya Perang Harga

Pabrik Mobil Listrik
Foto: GAC Aion

OTO Mounture — Di tengah transisi besar industri otomotif menuju kendaraan listrik dan kecerdasan buatan, pasar otomotif Tiongkok kini tengah terjebak dalam persaingan harga yang semakin intens.

Meski penjualan kendaraan meningkat, para eksekutif industri memperingatkan bahwa perang harga bisa membahayakan keberlanjutan jangka panjang sektor otomotif.

Menurut Wang Xia, Presiden Sub-Komite Otomotif di China Council for the Promotion of International Trade (CCPIT), lebih dari 200 model mobil mendapat diskon sepanjang 2024.

Meski pasar otomotif Tiongkok tumbuh 4,5% secara tahunan, margin laba menyusut ke angka 4,3%, lebih rendah dari tahun sebelumnya.

“Pertumbuhan penjualan yang terus berlanjut, namun diiringi penurunan laba dan bahkan kerugian luas, bertentangan dengan dinamika pasar yang sehat dan kompetitif,” ujar Wang dikutip dari Chinadaily.com, baru-baru ini.

BACA JUGA: Mitsubishi Fuso dan Hino Motors Resmi Merger

Wang menegaskan bahwa inovasi teknologi adalah inti revolusi industri otomotif saat ini. Ia menyebutkan, investasi berkelanjutan dalam riset dan pengembangan (R&D) adalah kekuatan dalam, sedangkan perang harga justru menggerus kekuatan ini.

“Jika investasi R&D dikorbankan demi bersaing harga, maka sekalipun memenangkan pasar saat ini, perusahaan berisiko kalah dalam jangka panjang,” tutur Wang.

Pernyataan Wang didukung oleh para petinggi industri lainnya. Jin Yuzhi, CEO divisi solusi otomotif cerdas Huawei, menyatakan bahwa perusahaannya menggelontorkan lebih dari 10 miliar yuan (sekitar Rp22 triliun) setiap tahun untuk pengembangan teknologi otomotif cerdas, yang mencakup komponen pintar dan peningkatan keselamatan kendaraan.

Sementara itu, William Li, pendiri dan Chairman Nio, menegaskan komitmen perusahaannya dalam R&D dan infrastruktur. Menurutnya, chip smart driving, sistem operasi kendaraan, dan sasis pintar adalah tiga pilar utama kendaraan pintar.

Nio juga merilis versi pertama Nio World Mode pada akhir Mei, yang membawa peningkatan pada fitur keselamatan aktif, navigasi kecepatan tinggi, parkir otomatis, dan lain-lain, yang kini dinikmati lebih dari 400.000 kendaraan Nio.

Di sisi infrastruktur, Nio telah membangun 3.300+ stasiun tukar baterai dan 20.000+ titik pengisian daya, dengan 90% dapat digunakan oleh merek lain.

BACA JUGA: Chairman Toyota: Peralihan ke Mobil Listrik Tak Lebih Ramah Lingkungan dari Hybrid

He Xiaopeng, CEO XPeng, menyatakan bahwa daya komputasi tinggi dan AI model besar menjadi kunci kendaraan masa depan. XPeng sedang melakukan pelatihan model AI canggih dengan parameter hingga 72 miliar, ditargetkan siap untuk pasar global pada 2026.

Yu Kai, pendiri dan CEO Horizon Robotics, menyebut perusahaannya telah mengumpulkan pustaka skenario berkendara terbesar di industri.

Menurut dia, teknologinya telah digunakan oleh hampir 3 juta kendaraan sepanjang 2024, menjadikannya pemimpin pasar dalam teknologi assisted driving.

Dalam forum terpisah di China Auto Chongqing Summit 2025, Zhu Huarong, Chairman Changan Automobile, menegaskan pentingnya bersaing secara global dengan tetap mematuhi regulasi dan berkomitmen pada produk berkualitas tinggi dan layanan yang peduli terhadap konsumen.

Senada, Duan Jianjun, CEO Beijing Mercedes-Benz Sales Service Co, mengibaratkan kompetisi industri otomotif bukan sebagai lari 100 meter, tetapi maraton.

“Untuk bisa melaju jauh dan stabil, perusahaan harus berpegang pada nilai dan kualitas,” ujarnya.

(om/ril)

, , ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *