OTO Mounture — Penjualan mobil listrik di Indonesia masih mengalami dinamika, termasuk pada dua brand asal Tiongkok yang tengah naik daun, BYD dan Denza. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan keduanya mengalami penurunan pada Mei 2025, baik dari sisi wholesales maupun retail sales.
Pada Mei 2025, BYD membukukan penjualan wholesales sebanyak 2.799 unit, turun 19,9% dibandingkan bulan sebelumnya (April 2025) yang mencapai 3.496 unit.
Penurunan ini juga tercermin dalam data retail sales, di mana BYD hanya menjual 2.639 unit ke konsumen akhir, turun 25,3% dibandingkan April yang mencatat 3.531 unit.
Penurunan ini bisa menjadi sinyal konsolidasi pasar setelah lonjakan awal yang cukup agresif dari BYD di kuartal pertama 2025.
BACA JUGA:
Penjualan Mobil di Indonesia Mei 2025 Turun Dibanding Tahun Lalu
Xiaomi SU7 Ultra Pecahkan Rekor Kecepatan di Sirkuit Nürburgring
Setali tiga uang, Denza sebagai merupakan sub-brand dari BYD yang bermain di segmen premium, juga mengalami penurunan penjualan. Pada Mei 2025, wholesales Denza tercatat sebesar 630 unit, turun 22,3% dari April yang mencapai 811 unit.
Untuk retail sales, Denza menjual 829 unit pada Mei, sedikit turun 2,1% dari April sebesar 847 unit. Meski begitu, performa Denza tergolong stabil mengingat posisinya yang menyasar pasar niche dengan volume terbatas.
Penurunan penjualan BYD dan Denza di bulan Mei menunjukkan tantangan yang dihadapi kendaraan listrik dalam menjaga momentum pertumbuhan, terutama di tengah kompetisi pasar dan penyesuaian insentif.
Meski demikian, secara tahunan (year-on-year), kedua brand masih mencatatkan kinerja positif dan berpotensi menjadi pemain dominan di segmen EV nasional.
(om/ls)