OTO Mounture — Awal tahun 2025 menjadi periode yang menantang bagi pasar kendaraan niaga di Indonesia. Dua merek besar di segmen truk, Mitsubishi Fuso dan Hino, mencatat penurunan penjualan, namun tren yang dialami keduanya menunjukkan dinamika yang berbeda.
Mitsubishi Fuso mengalami tekanan lebih dalam, sementara Hino justru mulai menunjukkan tanda pemulihan.
Selama Januari hingga April 2025, Mitsubishi Fuso mencatatkan total wholesale sebanyak 7.219 unit, turun 15,9% dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Angka retail sales-nya pun tidak jauh berbeda, hanya mencapai 7.495 unit, atau turun 10,7% dari sebelumnya.
Kinerja ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tingginya biaya operasional logistik, pelemahan permintaan armada baru, serta tekanan persaingan di segmen truk ringan dan menengah.
BACA JUGA:
Penjualan Isuzu Terus Menurun, Traga Black Premium Diharapkan Jadi Angin Segar
Pasar Mobil Listrik dan Konvensional di Indonesia: HEV Masih Mendominasi, BEV Tumbuh Pesat
Sementara itu, Hino juga mengalami penurunan penjualan, namun tidak sedalam Fuso. Total wholesale Hino sepanjang Januari–April 2025 tercatat 5.130 unit, turun 12,4% dibandingkan tahun lalu.
Di sisi retail, Hino justru menunjukkan ketahanan, mencatatkan 7.542 unit, naik 11,5% dari 6.764 unit di periode yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan penjualan retail Hino menunjukkan adanya pergeseran preferensi konsumen fleet terhadap produk-produk Hino, yang dikenal efisien dan tangguh di berbagai medan industri.
Perbandingan ini memperlihatkan bahwa Hino berhasil mempertahankan kepercayaan pasar, khususnya di segmen end-user, meskipun secara distribusi ke diler masih mengalami penurunan.
Sebaliknya, Mitsubishi Fuso perlu melakukan langkah taktis untuk mengembalikan momentum, baik melalui pembaruan produk, program pembiayaan, maupun layanan purna jual yang lebih agresif.
Dengan kondisi pasar yang masih menantang, persaingan antara kedua merek ini akan semakin menarik di paruh kedua 2025.
(om/ls)