OTO Mounture — Belakangan ini, penerapan teknologi elektrifikasi mulai digencarkan oleh pemerintah untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan ke depannya. Salah satunya melalui mobil listrik yang saat ini mulai ramai bermunculan di pasar otomotif Tanah Air.
Beberapa pabrikan kendaraan pun telah meluncurkan produk ramah lingkungan tersebut, salah satunya Nissan yang menghadirkan Nissan LEAF pada Juli 2021 lalu. Dibanderol sekitar Rp600 jutaan, Nissan disebut memiliki beberapa tantangan dalam hal menawarkan model ramah lingkungan itu ke pasar di Tanah Air.
“Bicara mobil listrik di Indonesia, kalau mau dikategorikan memang masih cukup tinggi, karena rata-rata EV (electric vehicle) di atas Rp600 juta. Penyebabnya karena biaya produksi baterai masih terlalu mahal. Tapi saya percaya harga mobil listrik akan menurun,” ungkap Presiden Direktur PT Nissan Motor Distributor Indonesia (NMDI) Evensius Go pada diskusi virtual Nissan x Forwot.
Ia mengatakan bahwa pasar EV merupakan teknologi yang baru di Indonesia, di mana harga dari kendaraan tersebut masih terbilang mahal. Selain itu, kata dia, tantangan lain dalam menghadirkan produk itu ialah keberadaan lokasi pengisian ulang baterai yang masih minim.
“Kalau di sini tantangannya di charging station, sehingga kalau konsumen yang ingin punya mobil listrik mikir-mikir nyari untuk ngecas,” tutur dia.
Lebih lanjut, ia pun mengungkapkan pihaknya telah menyiapkan strategi dalam melakukan penetrasi ke pasar mobil listrik ini. “Ke depannya kami punya strategi dengan kerja sama dengan beberapa korporasi untuk penambahan charging station,” ucap dia.
Selain itu, Nissan juga memiliki strategi lainnya yakni dengan menghadrikan teknologi e-Power. Adapun teknologi ini disebut mengubah struktur kendaraan listrik dengan menambahkan generator daya atau mesin konvensional sebagai pengisi daya listrik baterai kendaraan. Lain hal dengan teknologi hybrid konvesional yang mengubah kendaraan biasa dengan menambahkan baterai.
Adapun teknologi e-Power ini diyakini oleh jenama asal Jepang itu bisa menjadi penghubung masuk ke era eletrifikasi di Indonesia, sembari menantikan kesiapan dalam hal infrastruktur untuk mobil listrik.
Untuk itu, Nissan pun berencana menghadirkan beberapa model berteknologi e-Power yang sudah hadir di pasar global ke Indonesia diantaranya Serena e-Power, X-Trail e-Power, dan Note e-Power.
“Prospek elektrifikasi sangat besar namun butuh waktu yang panjang. Tidak ada yang bisa pastikan berapa lama diperlukan untuk mengubah pasar menjadi elektrik. Banyak negara menjalankan elektrifikasi dengan baik karena ada campur tangan pemerintah yang melakukan investasi pada infrastruktur,” tukas Evensius.
Ia pun berharap teknologi e-Power ini bakal diterima masyarakat Indonesia dengan baik dan dalam 5 tahun ke depan dapat menjadi pilihan masyarakat sembari terus memberikan edukasi terhadap teknologi tersebut ke pasar. (OM/LS)