Tak Sekuat Tahun Lalu, Penjualan Toyota di Indonesia Terjun Bebas Sepanjang 2025

OTO Mounture — Kendati masih memimpin sebagai mobil terlaris secara nasional, namun penjualan Toyota di Indonesia menunjukkan tren penurunan sepanjang Januari–November 2025.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), baik penjualan wholesales (distribusi pabrik ke diler) maupun retail sales (penjualan diler ke konsumen) tercatat lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2024.

Kondisi ini menandakan adanya tekanan serius terhadap kinerja merek otomotif terbesar di Tanah Air tersebut, di tengah melemahnya daya beli dan persaingan industri yang semakin ketat.

Sepanjang Januari hingga November 2025, wholesales Toyota hanya mencapai 224.018 unit. Angka ini turun cukup jauh dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang mencatat 262.315 unit.

Artinya, terjadi penurunan distribusi dari pabrik ke diler sebesar 38.297 unit atau sekitar 14,6 persen secara tahunan (year-on-year).

Penurunan terlihat konsisten sejak April 2025, ketika wholesales Toyota jatuh ke angka 16.077 unit, dan tidak pernah kembali menyentuh level di atas 25 ribu unit seperti yang rutin terjadi pada 2024.

BACA JUGA: Geely Resmikan Safety Centre Terbesar di Dunia, Perkuat Standar Keselamatan Kendaraan Cerdas

Tak hanya dari sisi distribusi, retail sales Toyota juga mengalami penurunan. Total penjualan ritel Toyota selama Januari–November 2025 tercatat 233.655 unit, lebih rendah dibandingkan 268.288 unit pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Dengan demikian, penjualan ritel Toyota turun sekitar 34.633 unit atau setara 12,9 persen secara tahunan. Penurunan ini mencerminkan melemahnya serapan pasar, meskipun pada beberapa bulan seperti Maret dan November 2025 terjadi lonjakan penjualan sementara.

Jika dibandingkan dengan 2024, penjualan Toyota tahun ini terlihat kehilangan momentum. Pada 2024, Toyota mampu menjaga konsistensi penjualan di atas 25 ribu unit per bulan, baik di sisi wholesales maupun retail. Sementara pada 2025, angka tersebut semakin sulit dicapai.

Kondisi ini bisa menjadi sinyal bahwa pasar otomotif nasional sedang berada dalam fase penyesuaian, sekaligus menjadi tantangan besar bagi Toyota untuk mempertahankan dominasinya di Indonesia.

Faktor ekonomi, ketatnya persaingan merek, hingga perubahan preferensi konsumen dinilai turut berkontribusi terhadap pelemahan kinerja penjualan.

(om/ls)

 

 

, , , ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *