Tips Aman Menerobos Banjir Saat Musim Hujan, Cegah Water Hammer pada Mobil

Menerobos Banjir

OTO Mounture — Memasuki musim penghujan, intensitas hujan di sejumlah wilayah Indonesia meningkat dan menyebabkan banjir maupun genangan air di berbagai titik. Kondisi ini menjadi perhatian khusus bagi pemilik mobil, terutama saat terpaksa melewati jalan yang tergenang air.

Mobil sedan atau city car menjadi tipe kendaraan yang paling rentan karena memiliki ground clearance rendah, berbeda dengan SUV yang secara desain lebih tinggi dan sedikit lebih aman menghadapi genangan.

Dilansir dari laman Mitsubishi Motors, pengendara diminta sangat berhati-hati saat harus menerobos banjir. Salah satu hal yang wajib diperhatikan adalah filter udara, jangan sampai kemasukan air akibat gelombang atau riak air dari luar.

Jika air masuk dan mencapai ruang pembakaran, kondisi ini dapat menimbulkan water hammer, kerusakan serius pada mesin yang terjadi karena air tidak dapat dikompresi, sehingga menyebabkan piston atau connecting rod bengkok hingga mesin jebol.

BACA JUGA: Suzuki Indonesia Gelar Jimny Custom Contest 2025–2026, Total Hadiah Rp250 Juta

Saat melintasi banjir, pengendara disarankan melaju dengan kecepatan rendah, menggunakan gigi rendah pada transmisi manual, menggunakan mode rendah pada transmisi otomatis, menghindari posisi setengah kopling, serta tidak mengocok gas atau memacu mesin agar tidak menimbulkan gelombang air.

Cara berkendara yang salah bisa memperbesar risiko air masuk ke komponen vital mobil.

Jika ketinggian air melebihi batas aman dan mobil mogok, maka jangan pernah menyalakan mesin kembali. Sebab, hal ini dapat memperparah kerusakan dan meningkatkan biaya perbaikan, terutama jika water hammer sudah terjadi.

Kemudian segera hubungi layanan derek atau bantuan darurat untuk membawa mobil ke bengkel resmi.

BACA JUGA: Wuling Darion EV, Babak Baru MPV Listrik Keluarga Indonesia

Apabila berhasil melewati banjir, lakukan pengecekan sederhana terhadap kondisi rem. Caranya dengan menjalankan mobil dengan kecepatan sekitar 5 km/jam, injak pedal rem berkali-kali, pastikan rem kembali bekerja optimal. Rem yang basah biasanya tidak responsif, sehingga pengecekan ini sangat penting untuk keselamatan.

Meski mobil terasa baik-baik saja setelah melewati banjir, bukan berarti aman sepenuhnya. Air bisa masuk ke berbagai komponen seperti rem, kelistrikan, sensor, maupun ruang mesin. Oleh karena itu, pemeriksaan ke bengkel resmi sangat dianjurkan untuk memastikan mobil benar-benar aman digunakan kembali.

(om/ns)

 

 

, , , ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *