GAC Fiat Chrysler Automobiles Dinyatakan Bangkrut, Akhiri Kerja Sama Stellantis dan GAC di Tiongkok

OTO Mounture — GAC Fiat Chrysler Automobiles (GAC FCA), perusahaan patungan antara Stellantis dan Guangzhou Automobile Group (GAC) asal Tiongkok, resmi dinyatakan bangkrut.

Keputusan ini menandai berakhirnya kolaborasi yang sempat menjanjikan, khususnya dalam memasarkan merek Jeep kepada konsumen Tiongkok.

Melalui akun resmi media sosialnya pada Selasa, 9 Juli 2025, GAC FCA mengunggah dokumen putusan pengadilan di Provinsi Hunan yang mengonfirmasi status kebangkrutan tersebut.

Didirikan pada Maret 2010 dengan komposisi investasi 50:50 antara Stellantis dan GAC, perusahaan ini menyedot total investasi sebesar 17 miliar yuan atau sekitar 2,3 miliar dolar AS. Produksi lokal model Jeep dimulai pada 2015, dan sempat mencetak kesuksesan.

BACA JUGA: Grab Malaysia Tolak Mobil Listrik Neta Jadi Armada, Ini Penyebabnya

Puncak penjualan terjadi pada 2017 dengan total 222.000 unit, setelah sebelumnya pada 2016 mengalami lonjakan penjualan sebesar 260 persen dibanding tahun sebelumnya, berkat popularitas tiga model SUV yakni Jeep Compass, Cherokee, dan Renegade.

Namun, momentum tersebut tak bertahan lama. Keluhan konsumen soal konsumsi oli berlebih pada beberapa model memicu kritik publik, termasuk dalam program televisi nasional bertema perlindungan konsumen “315”.

Penjualan pun terus anjlok: 125.200 unit pada 2018, 73.900 unit pada 2019, 40.500 unit pada 2020, dan hanya 20.100 unit pada 2021.

Dikutip dari laman Chinadaily, disebutkan bahwa selain masalah operasional, ketegangan antara kedua pemegang saham mulai mencuat.

Pada Januari 2022, Stellantis mengumumkan secara sepihak niat untuk meningkatkan kepemilikan sahamnya dari 50 persen menjadi 75 persen. Namun, GAC menolak langkah tersebut dan menyatakan tidak pernah diajak berdiskusi sebelumnya.

BACA JUGA: Tren Tukar Tambah Mobil Meningkat, Begini Cara Maksimalkan Harga Jual Mobil Lama

Akhirnya, pada 18 Juli 2022, GAC secara resmi mengumumkan pembubaran perusahaan patungan tersebut dengan alasan kerugian berkelanjutan dan tidak mampunya perusahaan untuk kembali berproduksi secara normal.

Stellantis menyatakan akan tetap bertanggung jawab atas layanan purna jual serta perawatan kendaraan Jeep dan Fiat yang telah dipasarkan melalui kerja sama tersebut.

Menurut para analis, merek-merek otomotif dari Italia dan Prancis cenderung lambat dalam merespons dinamika pasar Tiongkok, berbeda dengan produsen Jerman yang lebih agresif. Bahkan hingga saat ini, Stellantis belum memiliki nama resmi dalam bahasa Mandarin.

Para analis juga menambahkan, meskipun merek-merek Eropa tersebut sempat unggul di era mobil berbahan bakar bensin berkat teknologi dan citra merek, mereka kesulitan bersaing di era kendaraan energi baru (NEV) yang menekankan kecepatan, efisiensi, dan inovasi.

Sebagai informasi, Stellantis adalah grup otomotif multinasional yang memiliki berbagai merek ternama seperti Peugeot, Citroën, Maserati, hingga Alfa Romeo.

(om/ril)

, , ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *