OTO Mounture — Meskipun sempat mencuri perhatian pasar otomotif Tanah Air dengan lini SUV premiumnya, Chery Indonesia justru menunjukkan performa yang mengecewakan sepanjang Januari hingga Mei 2025.
Berdasarkan data wholesales Gaikindo, penjualan Chery pada periode tersebut tercatat hanya 8.012 unit, dengan pangsa pasar 2,5%, masih tertinggal jauh dibandingkan merek besar lainnya seperti Toyota dan Daihatsu.
Meskipun angka ini terlihat meningkat 159,2% dibanding periode yang sama tahun lalu (3.091 unit), tetapi peningkatan ini lebih disebabkan oleh basis penjualan tahun sebelumnya yang sangat rendah, bukan karena lonjakan performa aktual.
Bahkan, jika melihat posisi brand, Chery masih tertinggal di bawah pemain baru seperti BYD (12.013 unit) dan bahkan sedikit di atas Wuling (7.601 unit), yang selama ini dikenal sebagai pesaing utama dari sisi harga dan segmen.
BACA JUGA:
Baic BJ30 Hybrid Mulai Uji Jalan, Meluncur di GIIAS 2025?
Dari Gadget ke Garasi: Xiaomi Serius di Otomotif
Pangsa pasar Chery secara nasional hanya naik tipis ke 2,5%, dari sebelumnya 0,9%. Namun, angka tersebut belum cukup signifikan untuk menggeser dominasi merek-merek Jepang yang sudah mapan.
Terlebih, dibandingkan dengan kompetitor asal Tiongkok lainnya seperti BYD atau bahkan pendatang baru seperti Denza dan Aion, pertumbuhan Chery masih dianggap “hangat-hangat kuku”.
Sementara data retail sales juga memperlihatkan angka yang hampir senada yaitu hanya 7.662 unit terjual ke konsumen akhir. Artinya, sebagian besar unit Chery masih berada di tangan diler dan belum terserap maksimal oleh pasar. Hal ini mengindikasikan kemungkinan overstocking, atau ketidaksesuaian antara suplai dan permintaan.
Meski sudah mulai merakit kendaraan secara lokal dan menggencarkan promosi besar-besaran, Chery harus menghadapi kenyataan bahwa pasar otomotif Indonesia bukan hanya soal harga dan fitur, tetapi juga menyangkut kepercayaan konsumen terhadap purna jual, layanan servis, dan nilai jual kembali, hal yang masih menjadi tantangan besar bagi merek-merek baru.
Tanpa strategi yang lebih tajam dan pendekatan pasar yang lebih adaptif, peningkatan angka penjualan Chery berpotensi menjadi ‘pertumbuhan semu’ yang tidak berbanding lurus dengan peningkatan loyalitas konsumen.
(om/ls)